Kamis, 01 Maret 2012

Samudera Hindia dan IOR-ARC

Samudra Hindia adalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia, di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika, di timur oleh Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia, di selatan oleh Antartika. Samudra ini dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20° timur meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147° timur meridian.
Luas Samudra Hindia mencapai ± 73.481.000 km² dengan kedalaman rata-rata 3.850 m. Samudra ini terletak di sebelah Selatan Benua Asia, sebelah Barat Australia, sebelah Timur dan Selatan Afrika, serta berbatasan dengan Kutub Selatan. Berikut ini karakteristik Samudra Hindia.
*      Sebagian besar wilayahnya berada di belahan bumi Selatan.
*      Satu-satunya samudra yang seluruh wilayahnya berada di belahan bumi Timur.
*      Wilayah perairannya berfungsi sebagai penyedia air hujan bagi gejala alam angin monsun untuk sebagian wilayah Asia dan Australia.
*      Samudra Hindia memiliki arus yang relatif tenang dan jarang terjadi badai.
*      Samudra Hindia memiliki beberapa palung laut, seperti Palung Jawa (7.450 m), Palung Weber (7.440 m), dan Palung Diamantina (7.102 m).
Negara-negara yang berada disekitar samudera hindia diantaranya adalah : Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, India, Iran, Indonesia, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambique, Oman, Singapura, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman.
Negara-negara disekitar kawasan samudera hindia membuat suatu organisasi yaitu Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation (IOR-ARC). Organisasi ini merupakan satu-satunya organisasi regional yang menggandeng negara-negara di sepanjang wilayah samudera hindia.
Anggota dari IOR-ARC :
Australia
Bangladesh
India
Indonesia


Kenya
Madagaskar
Malaysia
Mauritius
Mozambique
Oman
Singapura
Afrika Selatan
Sri Lanka
Tanzania
Thailand
Iran
Uni Emirat Arab
Yaman


Mitra wicara :
Mesir
Prancis
Jepang
Cina
Inggris

            IOR-ARC bertujuan untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi dalam kawasan. Kerjasama dalam kerangka ini dikembangkan dalam tiga jalur utama yaitu:
ü  Akademisi melalui forum IOR-Academic Group (IORAG),
ü  Pengusaha melalui IOR-Business Forum (IOR-BF) dan
ü  Jalur kegiatan perdagangan dan investasi melalui Working Group on Trade and Investment (WGTI).
Potensi yang ada di kawasan samudera hindia diantaranya adalah potensi sumber daya ikan Albakora yaitu sebesar 3.987.000 ton per tahun. Disusul oleh jenis ikan Tuna Sirip Biru (84.000 ton), Cakalang (21.000 ton), Tuna Mata Besar (13.000 ton) dan Madidihiang (10.000 ton). Selain itu kawasan samudera hindia juga merupakan incaran para turis domestik maupun mancanegara untuk melakukan surfing di kawasan ini. Samudera hindia juga dapat dikatakan sebagai percaturan politik regional, karena samudera hindia sebagai lalu lintas perdagangan internasional, seperti contohnya cina membutuhkan minyak dari timur tengah pasti melalui samudera hindia. Tantangan yang berada di samudera hindia adalah gempa yang mengakibatkan tsunami, untuk mengantisipasi maka negara di sekeliling kawasan samudera hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.

KESIMPULAN
Samudera hindia terletak tepat berhadapan langsung dengan Indonesia khususnya sumatera, dari potensi-potensi kawasan samudera hindia yang sudah disebutkan sepatutnya Indonesia dapat memanfaatkan potensi-potensi tersebut, contohnya gelombang air laut di samudera hindia cukup tinggi dan gelombang tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi dan arus lautnya yang kuat dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik, di luar negeri sudah ada yang menggunakan teknologi ini.
Pentingnya posisi strategis Samudera Hindia dan semakin kompleksnya perkembangan yang terjadi bagi negara-negara kawasan, baik dari aspek ekonomi, politik, maupun pertahanan dan keamanan, telah mendorong Indonesia untuk lebih meningkatkan pengelolaan Samudera Hindia secara berkesinambungan dengan pendekatan ocean governance. Yaitu pendekatan yang menyeluruh (holistic approach) meliputi pendekatan ekonomi, politik dan keamanan, lingkungan, benefit sharing, riset serta ocean regime, termasuk peaceful dispute settlement.
Tujuan dari implementasi ocean governance antara lain adalah untuk menerapkan kebijakan dan program di tingkat nasional, regional maupun internasional, sehingga dengan demikian bias dihasilkan sebuah action plan yang efektif bagi pengelolaan laut secara berkelanjutan.   
Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis. Secara geografis, berada di antara dua benua Asia dan Australia merupakan potensi ekonomi yang sangat luar biasa, demikian pula berada diantara dua samudera Hindia dan Pasifik yang juga menjadi pertemuan antara arus panas dan arus dingin membuat laut Indonesia kaya akan aneka ragam ikan. Pemerintah diminta membentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi perikanan, untuk menggarap secara maksimal kekayaan perairan Indonesia yang sekarang dinilai banyak dinikmati asing. Permintaan itu disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Mursyid, mengingat masih maraknya praktek pencurian ikan oleh kapal asing di perairan Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Dr.Hasjim Djalal sebagai pakar hukum kelautan “Zona ekonomi itu ikannya milik kita tapi dicolong orang, kewenangan kita di zona ekonomi antara lain melakukan pemeliharaan lingkungan ekonomi laut, itu hak kita untuk mengawasai tapi kalau tidak kita awasai dikotori orang kalau dikotori disana akan rusak”. Terbatasnya peralatan modern yang dimiliki pelaku sektor perikanan di Indonesia, membuat kekayaan laut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ironinya ketertinggalan ini dimanfaatkan nelayan-nelayan asing untuk mencuri ikan di perairan Indonesia. Seperti yang kerap terjadi di Samudera Hindia, yang masuk wilayah perairan Aceh. Kawasan ini sudah menjadi lahan empuk untuk meraup ikan bagi kapal-kapal asing, khususnya yang berbendera Thailand.
Masalah ilegal fishing diakui juga banyak terjadi di perairan Provinsi lain di Indonesia. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) memperkirakan Negara berpotensi mengalami kerugian hingga Rp20 triliun setiap tahun akibat maraknya praktek ilegal fishing.
Mursyid mengatakan kekayaan alam di darat seperti pertambangan dan perkebunan saat ini masing-masing sudah ada BUMN yang memanfaatkan, sementara belum ada perusahaan Negara yang menggarap perikanan. Padahal perikanan bisa dijadikan sebagai komoditas bernilai tinggi dan andalan ekspor untuk meningkatkan pendapatan Negara serta membuka lapangan kerja dan menambah kesejahteraan rakyat.
Tsunami merupakan bencana alam yang tidak dapat disepelekan, karena banyak memakan korban. Terutama di wilayah samudera hindia, maka Indonesia sepatutnya mencontoh jepang yang memiliki berbagai macam organisasi yang menangani bencana alam yaitu : Japan Metorological Agency (JMA), Geology Survey Japan (GSJ) dan Earth Remote Sensing Data Analysis Center (ERSDAC). Sebuah perusahaan kecil di Jepang juga telah mengembangkan sebuah versi modern miniatur dari Bahtera Nuh dalam kasus Jepang dilanda gempa besar dan tsunami. Sebuah kapsul mengambang yang terlihat seperti bola tenis besar. Japan's Cosmo Power mengatakan "Nuh" penampungan terbuat dari fiberglass yang disempurnakan yang dapat menyimpan pengguna dari bencana seperti yang pada tanggal 11 Maret yang terjadi di pantai utara Jepang, yang meninggalkan korban hampir 20.000 orang tewas atau hilang.
Demikian banyaknya potensi yang dapat kita manfaatkan di samudera hindia yang di anugrahi banyak potensi kelautan, sehingga selayaknya Indonesia menjadi negara maju dan makmur karena disekelilingi oleh berbagai sumber kekayaan alam. Tetapi faktanya negara-negara yang berada di sekitar kawasan samudera hindia sebagian besar adalah negara-negara berkembang yang belum memiliki teknologi kemampuan yang canggih selayaknya negara-negara maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar